Minggu, 27 Oktober 2013

Untuk Seseorang Yang Ada di Sana

Untuk Seseorang yang ada disana
By Rin Agustia
Seseorang yang ada di sana
Tahukah kamu mengapa langit berwarna biru?
Itu semua karena pembiasan cahaya mentari oleh molekul air
Sama seperti aku, sejak bertemu denganmu
Aku dapat merasakan adanya cinta
Yang terbias jelas dari mataku

Untuk seseorang yang ada di sana
Tahukah kamu jika pelangi itu ada dua?
Ada satu pelangi yang seolah menjadi bayangnya
Seperti itu lah dirimu
Selalu membayangi di setiap langkahku
Dan mewarnai setiap hariku

Untuk Seseorang yang ada di sana
Tahukah kamu, warna awan selalu kontras dengan warna langit?
Sama seperti aku, yang selalu mencoba menyesuaikan diri denganmu
Dari warna seputih kapas, hingga menjadi abu-abu
Dan selalu menumpahkan air mata, jika melihat kau sedang bersedih

Untuk seseorang yang ada di sana
Tahukah kamu bagaimana petir terjadi?
Itu karena reaksi yang hadir dikala partikel positif dan negatif bertemu
Seperti itu lah diriku, selalu bereaksi saat merasa dirimu ada di dekatku
Dari jantung yang berdetak lebih kencang, hingga tubuh yang tiba-tiba menjadi kaku





















Laporan Praktikum Hukum Ohm

PRAKTIKUM 1
HUKUM OHM

I.                   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang   mengalir dalam sebuah rangkaian.
2.      Mempelajari pengaruh hambatan terhadap arus listrik.
II.                LANDASAN TEORI
 Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuahpenghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.[1][2] Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.[1] Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.[1]
                Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
                             
         Dimana :
·   adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
·   adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
·   adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere dengan beda potensial 1 Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.    Catu Daya
2.    Bohlam lampu
3.    Ohm Meter
4.    Ampere Meter
5.    Papan Penghubung
6.    Pitting
7.    Kabel Penghubung
8.    Resistor

IV.             LANGKAH KERJA
1.      Dirangkai lampu pada papan penghubung.
2.      Diukur nilai hambatan pada resistor berdasarkan gelang-gelang warna yang tertera pada resistor. Lalu, hasil perhitungan dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
3.      Diukur nilai hambatan pada kawat resistor menggunakan ohm meter. Lalu, nilai yang tertera pada ohm meter dimasukkan ke dalam tabel perhitungan.
4.      Lalu, dihubungkan antara lampu pada papan penghubung dengan kawat resistor secara paralel. Rangkaian terlebih dahulu telah terhubung dengan catu daya dengan besar tegangan 3 V.
5.      Setelah menghitung nilai hambatan pada tiap resistor, kemudian rangkaian tersebut kembali dihubungkan dengan ampere meter untuk mengetahui nilai arus yang mengalir.
6.      Setelah mendapatkan nilai arus yang mengalir menggunakan ampere meter, hitung jumlah arus yang mengalir dengan menggunakan hukum ohm.
7.      Masukkan semua data ke dalam tabel pengamatan. Dan, amati perbandingan nilai di antara keduanya.

V.                HASIL PENGAMATAN
No
R
I
Ohm meter
Kode Warna
Ampere meter
Terhitung
1.
5Ω
5,6 Ω
0,20 A
0,6 A
2.
3,5 Ω
2,9 Ω
0,21 A
0,85 A
3.
4 Ω
4,1 Ω
0,20 A
0,75 A
4.
1.500 Ω
1.800 Ω
0,5 mA
0,002 A
5.
80 Ω
100 Ω
0,01 A
0,0375 A
6.
1.300 Ω
1.500 Ω
0,5 A
0,0023 A
7.
1.700 Ω
2.000 Ω
0,19 A
0,0017 A
8.
6 Ω
6,8 Ω
0,19 A
0,5 A
9.
1000 Ω
1.200 Ω
0,5 mA
0,003 A
10.
1.800 Ω
2.200 Ω
0,5 mA
0,0016 A

VI.             ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TERUKUR DAN TERHITUNG
Dari percobaan tersebut, dapat diketahui jika lampu hanya bisa menyala saat nilai hambatan pada resistor kecil. Sedangkan nilai arus yang terukur lebih besar jika dibandingkan dengan arus listrik saat menggunakan resistor dengan nilai yang besar.
Ketika nilai hambatan pada resistor sebesar 5 Ω, hambatan yang tertera pada ampere meter sebesar 0,2 A. Dan lampu dalam kondisi menyala. Berbeda dengan percobaan ketika nilai resistornya sebesar 1.800 Ω, nilai kuat arus yang tertera pada ampere meter adalah sebesar 0,5 mA. Dan, lampu dalam kondisi tidak menyala. Lampu tidak bisa menyala karena nilai hambatan yang begitu besar. Sehingga membuat kuat arus yang mengalir menjadi kecil. Karena hal tersebutlah, lampu jadi tidak bisa menyala.
Hal ini sangat sesuai dengan hukum ohm, jika nilai hambatan berbanding terbalik dengan uat arusnya. Jika nilai hambatan pada resistor besar, maka nilai kuat arus yang terukur akan besar. Sebaliknya, jika nilai hambatan yang terukur pada resistor besar, maka nilai kuat arus yang terukur akan kecil.
Hal ini terbukti ketika dilakukan perhitungan nilai kuat arus dengan cara biasa. Tidak dengan menggunakan ampere meter. Walaupun terdapat selisih nilai antara nilai yang tertera pada ampere meter dan nilai yang dihasilkan dengan cara perhitungan biasa.
Pada percobaan ini, data hasil pengamatan kami kurang akurat. Adapun kesalahan- kesalahan dalam percobaan dapat disebabkan karena :
·               Alat yang digunakan untuk percobaan kurang berfungsi dengan baik ataupun sudah rusak
·               Kurangnya ketelitian dalam membaca alat ukur
·               Kesalahan praktikan dalam pengukuran dan penghitungan

VII.          KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan di atas,  jadi bisa disimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini.
1.      Nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai kuat arusnya. Jika nilai hambatannya besar, maka nilai kuat arusnya akan kecil. Begitu juga sebaliknya.
2.        Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian (R)  dapat disimbolkan dengan :
V = I R




























 Sumber :

Ririez, 24 Oktober 2013, Laporan Praktikum Fisika, http://rieriezt-cerpen.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-fisika_15.html

Maya, 24 Oktober 2013, Laporan Praktikum Fisika Hukum OHM, http://mayaafi.blogspot.com/2012/11/laporan-fisika-hukum-ohm_6594.html