Selasa, 26 September 2017

Minuman Segar dan Aman? Marimas Dong Ya!



Sumber: Google.com


Marimas! Minuman Serbuk Kemasan yang berkualitas. Ayo kenalan sama Marimas!!

Tinggal di Indonesia yang beriklim tropis membuat minuman segar itu seperti oase di padang pasir yang gersang. Karena itu, kebutuhan untuk minuman yang enak dan segar tidak bisa lepas dari kehidupan kita-kita yang tinggal di Indonesia.

Minuman dengan rasa buah-buahan adalah salah satu pilihan terbaik untuk menemani siang hari yang terik. Namun, untuk mendapatkan segelas minuman buah segar itu butuh proses yang kadang kita sendiri malas buat mengerjakannya. Tipikel orang zaman sekarang yang maunya serba instan. Termasuklah minuman segar.

Di Indonesia sendiri, sudah banyak sekali bermacam-macam minuman kemasan dengan berbagai merek. Dari yang murah sampai yang mahal. Minuman kemasan dengan rasa buah termasuk salah satunya.

Tidak ingin repot mengolah buah menjadi minuman segar membuat kebanyakan dari kita memilih minuman kemasan sebagai solusi terbaik. Namun, tidak semua minuman kemasan itu aman untuk di konsumsi. Karena, banyak dari jenis minuman kemasan yang menggunakan pemanis buatan, yang tidak sehat bagi kita. Tapi, tidak perlu takut, soalnya ada kok produk-prodok yang aman buat kita konsumsi.

Salah satunya adalah produk minuman kemasan asli Indonesia dalam bentuk serbuk yang populer yakni Marimas. Marimas Minuman Serbuk Rasa Buah memiliki banyak sekali varian rasa dari buah-buahan asli Indonesia yang kaya akan vitamin serta mineral. Yang kerennya lagi, kita enggak perlu khawatir karena Marimas Tidak Bikin batuk. Beda banget dengan minuman kemasan lain yang tidak ramah bagi kesehatan, Marimas ini tidak akan buat batuk karena tidak menggunakan pemanis buatan yang dilarang oleh pemerintah.

Siang hari yang panas ditemani segelas Marimas dengan varian rasa jeruk benar-benar bikin adem. Dan, Marimas juga buat nagih. Dengan banyaknya varian rasa, Marimas membuat kita tidak bosan untuk menikmatinya setiap hari. Jangan khawatir, Marimas Aman DiminumSetiap Hari.

Marimas sangat konsisten dalam menjaga mutu mereka, karena itu, Marimas menerapkan Quality Managament System ISO 22000 . Marimas juga termasuk minuman yang ramah buat para konsumen musli. Soalnya, semua produk PT. Marimas Putera Kencana telah mendapatkan Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia. Produk-produk Marimas juga sudah terdaftar pada Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Ini semakin menguatkan kalau Marimas memang minuman yang aman dikonsumsi setiap hari. Minum Marimas juga bisa ngembaliin mood kita lo karena kesegarannya. Suerrrr!!

Varian rasa dari Marimas, semuanya segar-segar. Tapi, aku sendiri memiliki varian favorit yakni jeruk dan mangga. Entah kenapa, aku enggak pernah bosan dengan kedua varian tersebut. Hihihi...

Kalau kamu, suka varian yang mana?



Sebuah Kisah : "Hijrah? Siapa Takut!!







Menjadi seorang muslimah yang baik memang bukan perkara mudah bagi mereka yang baru memulai untuk berhijrah. Banyak sekali godaan yang kadang membuat kita ingin menyerah, dan kembali pada diri kita yang dulu. Namun, apabila kita bisa melalui segala ujian yang diberikan oleh Allah SWT, Insya Allah, kita akan diganjar dengan hadiah yang manis.

Seperti kisah yang akan aku bagi pada para pembaca blog-ku ini. semoga bisa menjadi kisah yang menginspirasi buat para pembaca. Dan, kisah ini berdasarkan apa yang aku alami sendiri. 

Aku dari kecil memang dikenal sebagai anak yang temperamen. Mudah sekali marah atau pun menangis. Orang tuaku bahkan bingung bagaimana lagi mereka bisa membuatku belajar untuk mengontrol emosiku.

Hingga pada usiaku yang ke- 13 tahun, aku memutuskan untuk mengenakan kerudung, mengikuti jejak mama yang sudah terlebih dahulu menggunakannya. Awalnya, mereka yang mengenalku selalu mengatakan jika mengenakan hijab tidak akan mampu membuatku merubah watak yang selama ini sudah melekat padaku.

Aku yang kala ini masih ABG, tak jarang terprovokasi. Aku akan balik menyerang mereka dengan kalimat-kalimat yang lebih menyakitkan. Seperti menanyakan sudah sampai sejauh mana mereka menjalankan agama yang mereka anut. Apakah mereka sudah jauh lebih baik dari aku, sehingga berani mengkritik keputusanku?

Karena hal tersebut, mereka seolah menemukan bukti jika temperamenku memang tidak akan pernah berubah. Hal ini terus berlanjut hingga akhirnya aku masuk ke perguruan tinggi. Dengan jatah usia yang terus berkurang, aku pun berusaha keras untuk membuang image tersebut dari diriku.

Aku mengikuti kajian-kajian untuk memerdalam ilmuku tentang agama. Bagaimana cara mengontrol emosiku, dan berbagai hal lainnya. Dukungan dari kedua orang tua dan adik-adikku juga menjadi vitamin yang membuatku tak lelah untuk berusaha.

Tapi, aku bersyukur, karena di bangku kuliah ini, tak banyak rintangan yang harus aku hadapi. Namun, begitu masuk ke dunia kerja, di sinilah aku benar-benar diuji. Aku tahu, kita memang tidak bisa memaksa semua orang untuk menyukai diri kita. Inilah yang aku hadapi begitu masuk ke dunia kerja. Aku harus menghadapi mereka-mereka yang tidak menyukaiku.

Jika selama ini aku selalu berhadapan pada orang-orang yang hanya berani mencibir di belakang kita, kali ini aku malah harus menghadapi orang yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padaku. Ia sama sekali merasa tidak bersalah tiap kali menjelek-jelekkanku atau membicarakanku pada orang lain. Dan, semua itu ia lakukan di depan mataku langsung.

Emosi?

Tentu saja. Mana ada orang yang tahan dibicarakan seperti itu. Apalagi di hadapan kita langsung. Tapu, saat ini aku lebih bisa mengendalikan diriku. Hal ini dimulai dengan menyadari busana apa yang aku kenakan. Aku adalah wanita berhijab. Jadi, aku harus menunjukkan image itu pada orang-orang di sekitarku.

Aku tidak ingin pakaian yang aku kenakan dianggap oleh orang-orang hanya sekedar penutup tubuh saja. Namun, aku ingin pakaian yang aku kenakan dianggap sebagai identitasku sebagai wanita muslimah. Bukan hanya sekedar ikut trend. Tapi, hanya ingin menaati perintah Allah saja. Menjadi wanita saliha yang merupakan cermin wanita mukmin. 

Jadilah, setiap ia mulai menjelek-jelekkan tentangku, dengan tenang, aku akan berjalan meninggalkan ruangan tanpa melepas senyum dari wajahku. Dan, tak lupa menyapa yang bersangkutan sebelum aku benar-benar keluar dari ruangan itu.

Sebenarnya, aku ingin sekali berteriak padanya sekali saja. Untuk mengatakan kalau semua yang ia tuduhkan itu tak benar. Namun, aku sudah memutuskan untuk berhijrah. Aku harus total. Jadi, sabar adalah pilihan yang terbaik.

Dan, alhamdulillah, setahun berlalu, perilaku orang tersebut sudah berubah sangat jauh. Ia tidak lagi memusuhi ku. Malah sangat ramah padaku. Ini adalah ganjaran manis dari Allah bagi mereka yang bisa melalui semuanya dengan sabar. Aku percaya itu. Andai saja saat itu aku menuruti emosiku, mungkin tidak akan seperti ini akhir ceritanya.

Dari kisahku tadi, maka kita akan jadi lebih baik dengan berhijrah.
Semoga kisah inspiratif ini bisa menjadi inspirasi bagi semua yang membacanya. Aamiin...