Di tengah komunitas ilmiah khususnya
fisika, India adalah salah satu negara yang tak bisa dipandang remeh. Meskipun
tingkat kemakmuran penduduknya belum dapat dikategorikan memuaskan, negara ini
merupakan negara di asia yang pertama kali menempatkan warganya dalam jajaran
pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun 1930, di antara nama-nama besar
fisikawan India seperti, Sir Chandrasekhara Venkata Raman ,,
A.
Sir
Chandrasekhara Venkata Raman
Sebagai
penerima penghargaan paling prestisius dan berkaliber internasional untuk karya
ilmiah di bidang fisika itu.Raman dilahirkan pada tanggal 7 November 1888 di
Trichinopoly, daerah pemerintahan Madras, India. Ia mengikuti pendidikan di
Perguruan tinggi Hindu, Vishakapatam, dimana ayahnya menjadi tenaga pengajar
untuk bidang matematika dan fisika. Kegemarannya melakukan riset sudah ia
perlihatkan sejak masih kuliah. Cabang fisika yang menarik perhatiannya saat
itu adalah akustik dan optik. Pada usia 18 tahun, ia mempublikasikan karya
tulisnya pertama kali di majalah filosofi. Sayangnya potensi, energi serta
semangatnya yang luar biasa dalam riset fisika tidak bisa disalurkan dengan
leluasa, karena ternyata tidak ada kesempatan bagi orang muda India untuk
berkarir di bidang sains pada masa itu. Raman terpaksa menghabiskan waktu 10
tahun bekerja di Departemen Keuangan India. Namun, ia tidak serta merta
menghentikan aktivitas penelitiannya. Bahkan di tengah kesibukan kerjanya, ia
masih sempat mempublikasikan tidak kurang dari 30 kertas kerja. Ketika ada
tawaran bekerja di Universitas Calcutta, ia segera menerimanya dan memperoleh
jabatan serta penghasilan yang cukup memuaskan. Selama 16 tahun berada di
posisi itu, Raman tidak menyia-nyiakannya kesempatan untuk mewujudkan obsesinya
di bidang sains. Bersama dengan M Saha dan SN Bose, Raman membangun pusat
penelitian sains di Calcutta. Hasilnya, terciptalah sederetan kontribusi
penting dalam bidang getaran dan bunyi, konsep getaran alat-alat musik,
difraksi cahaya oleh gelombang akustik baik yang ultrasonik maupun hipersonik,
sifat optik koloid, difraksi sinar-x, dan Spektroskopi Raman.Pada tahun 1925,
setelah penemuan efek Compton untuk sinar-X, Heisenberg memprediksi adanya efek
yang sama untuk cahaya tampak. Pada saat bersamaan Raman sedang meneliti
hamburan cahaya. Raman ternyata mendapat kesimpulan yang sama dengan apa yang
diprediksi oleh Heisenberg. Raman mendapati bahwa ketika cahaya monokromatik
diarahkan pada suatu kristal, sebagian cahaya itu akan terhambur. Energi sinar
yang terhambur ini lebih kecil dari energi semula. Penyebab perubahan ini
adalah karena sebagian energi sinar itu dipakai untuk mengubah energy vibrasi
(getaran) molekul-molekul kristal. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan
dalam Indian Journal Physics pada tahun 1928, dan efek perubahan energi sinar
yang terhambur ini dikenal dengan efek Raman.
1
Ternyata
karyanya itu merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pengembangan studi
mengenai tingkat energi vibrasi molekul. Untuk itulah, Royal Swedish Academy
of Science di Stockholm menganugrahinya hadiah nobel. Tak pelak lagi,
reputasi Raman di dunia sains internasional sejak itu kian terdongkrak naik dan
hari-harinya makin dipenuhi kesibukan. Mulai pada tahun 1930-an, Raman diminta memberi
pelatihan bagi pimpinan masa depan dalam bidang ilmu pengetahuan. Sementara itu
ia tetap mencurahkan perhatiannya dalam bidang riset, kali ini tentang kristalografi
yang ia yakini “…akan membawa dampak luar biasa bagi dunia sains.” Ia pun
menyisihkan sebagian perolehan uang dari hadiah nobelnya untuk membeli berbagai
alat laboratorium untuk melakukan penelitian lanjutan. Pada 1933 Raman
dipercaya sebagai direktur Indian Institute of Science di Bangalore. Di sana ia
menekuni riset dalam bidang difraksi cahaya oleh gelombang ultrasonik. Pada
tahun 1947, Raman mendirikan institusinya sendiri, di dekat kantor akademi
sains India yang sebelumnya telah didirikannya pula pada tahun 1935. Melalui
pengabdiannya dalam bidang sains, Raman dihormati dan disegani selayaknya
pahlawan nasional di negerinya. Oleh kolega-koleganya, Raman dikenal memiliki
kepribadian yang penuh percaya diri dan humoris. Dalam berbagai pertemuan
ilmiah tingkat internasional, ia sering kali memperlihatkan kejenakaannya dan
kelancarannya berbahasa Inggris dengan slang Amerika. Selain memiliki minat yang
besar mempelajari fisika, Raman ternyata juga tertarik mempelajari spektroskopik
bunga. Dalam kesehariannya, Raman memang pencinta bunga mawar. Ia memiliki
kebun bunga mawar yang besar dan dikremasikan di sana ketika wafat pada usia 82
tahun. (Yohanes Surya).
B. AL-BIRUNI
Dia adalah
salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia.'' Begitulah AI
Sabra
menjuluki Al-Biruni -- ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke-10 M. Bapak
Sejarah Sains Barat, George Sarton pun begitu mengagumi kiprah dan pencapaian
Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. ''Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni
adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,'' cetus
Sarton. Bukan tanpa alasan bila Sarton
dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang agung. Sejatinya, Al-Biruni
memang seorang saintis yang sangat fenomenal. Sejarah mencatat, Al-Biruni
sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk
beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa,
teks, sejarah, dan kebudayaan India. Kerja keras dan keseriusannya dalam
mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang India, Al-Biruni pun
dinobatkan sebagai 'Bapak Indologi' -- studi tentang India. Tak cuma itu,
ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai 'Bapak Geodesi'. Di
era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang
keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
2
Selain itu, Al-Biruni juga
dinobatkan sebagai 'antropolog pertama' di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang
menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode
pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan
Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote saintifik eksperimental.
Dialah ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental
dalam ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi
eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen
yang berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai. Al-Biruni pun tak hanya
menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia,
astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta
filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap
ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan
menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya. Ilmuwan kondang itu
bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed Ibnu Ahmad Al-Biruni. Dia terlahir
menjelang terbit fajar pada 4 September 973 M di kota Kath - sekarang adalah
kota Khiva - di sekitar wilayah aliran Sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan).
Sejarah masa kecilnya tak terlalu banyak diketahui. Dalam biografinya,
Al-Biruni mengaku sama sekali tak mengenal ayahnya, hanya sedikit mengenal
tentang kakeknya.
Selain
menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-Biruni juga fasih sederet bahasa seperti
Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan Suriah. Al-Biruni muda menimba
ilmu matematika dan Astronomi dari Abu Nasir Mansur. Menginjak usia yang ke-20
tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya di bidang sains. Dia juga kerap
bertukar pikiran dan pengalaman dengan Ibnu Sina - ilmuwan besar Muslim lainnya
yang begitu berpengaruh di Eropa.
Al-Biruni
tumbuh dewasa dalam situasi politik yang kurang menentu. Ketika berusia 20
tahun, Dinasti Khwarizmi digulingkan oleh Emir Ma'mun Ibnu Muhammad, dari
Gurganj. Saat itu, Al-Biruni meminta perlindungan dan mengungsi di Istana
Sultan Nuh Ibnu Mansur. Pada tahun 998 M, Sultan dan Al-Biruni pergi ke Gurgan
di Laut Kaspia. Dia tinggal di wilayah itu selama beberapa tahun.
Selama
tinggal di Gurgan, Al-Biruni telah menyelesaikan salah satu karyanya yakni
menulis buku berjudul The Chronology of Ancient Nations. Sekitar 11 tahun
kemudian, Al-Biruni kembali ke Khwarizmi. Sekembalinya dari Gurgan dia
menduduki jabatan yang terhormat sebagai penasehat sekaligus pejabat istana
bagi penggati Emir Ma'mun. Pada tahun 1017 M, situasi politik kembali bergolak
menyusul kematian anak kedua Emir Ma'mun akibat pemberontakan, Khwarizmi pun
diinvasi oleh Mahmud Ghazna pada tahun 1017 M. Mahmud lalu membawa para pejabat
Istana Khwarizmi untuk memperkuat kerjaannya yang bermarkas di Ghazna,
Afghanistan.
3
AL-Biruni
merupakan salah seorang ilmuwan dan pejabat istana yang ikut diboyong. Selain
itu, ilmuwan lainnya yang dibawa Mahmud ke Ghazna adalah matematikus, Ibnu
Iraq, dan seorang dokter, Ibnu Khammar.
Untuk
meningkatkan prestise istana yang dipimpinnya, Mahmud sengaja menarik para
sarjana dan ilmuwan ke Istana Ghazna. Mahmud pun melakukan beragam cara untuk
mendatangkan para ilmuwan ke wilayah kekuasaannya. Ibnu Sina juga sempat menerima
undangan bernada ancaman dari Mahmud agar datang dan mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya di istana Ghazna.
Meski Mahmud
terkesan memaksa, namun Al-Biruni menikmati keberadaannya di Ghazna. Di istana
itu, dia dihormati dan dengan leluasa bisa mengembangkan pengetahuan yang
dikuasainya. Salah satu tugas Al-Biruni adalah menjadi astrolog isatana bagi
Mahmud dan penggantinya.
Pada tahun
1017 M hingga 1030 M, Al-Biruni mendapat kesempatan untuk melancong ke India.
Selama 13 tahun, sang ilmuwan Muslim itu mengkaji tentang seluk beluk India
hingga melahirkan apa yang disebut indologi atau studi tentang India. Di negeri
Hindustan itu, Al-Biruni mengumpulkan beragam bahan bagi penelitian monumental
yang dilakukannya. Dia mengorek dan menghimpun sejarah, kebiasaan, keyakian
atau kepecayaan yang dianut masyarakat di sub-benua India.
Selama
hidupnya, dia juga menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi lewat
Masudic Canonyang didedikasikan kepada putera Mahmud bernama Ma'sud. Atas
karyanya itu, Ma'sud menghadiahkan seekor gajah yang bermuatan penuh dengan
perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang diterimanya itu ke kas
negara.
Sebagai bentuk penghargaan, Ma'sud
juga menjamin Al-Biruni dengan uang pensiun yang bisa membuatnya tenang
beristirahat serta terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Dia juga berhasil
menulis buku astrologi berjudul The Elements of Astrology. Selain itu, sang
ilmuwan itu pun menulis sederet karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta
fisika. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di
kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom mengabadikan nama
Al-Biruni di kawah bulan.
4
Sumbangan Sang Ilmuwan
* Astronomi
''Dia telah menulis risalah tentang astrolabe serta memformulasi
tabel astronomi untuk Sultan Ma'sud,''papar Will Durant tentang kontribusi
Al-Biruni dalam bidang astronomi. Selain itu, Al-Biruni juga telah berjasa
menuliskan risalah tentang planispheredan armillary sphere.Al-Biruni juga
menegaskan bahwa bumi itu itu berbentuk bulat.
Al-Biruni tercatat sebagai astronom yang melakukan
percobaan yang berhubungan dengan penomena astronomi. Dia menduga bahwa Galaksi
Milky Way (Bima Sakti) sebagai kupulan sejumlah bintang. Pada 1031 M, dia
merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang berjudul Kitab Al-Qanun
Al Mas'udi.
* Astrologi
Dia merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan
istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Dia
juga menghasilkan beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi.
*Ilmu Bumi
Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi
pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan sebagai 'Bapak
Geodesi'. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam kartografi, geografi,
geologi, serta mineralogi.
*Kartografi
Kartografi adalah ilmu tentang membuat peta atau
globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam
kartografi, yakni sebuah studi tentang proyeksi pembuatan peta.
* Geodesi dan Geografi
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung
garis lintang Kath Khawarzmi dengan menggunakan ketinggian matahari.
''Kontribusi penting dalam geodesi dan geografi telah dibuat disumbangkan
Al-Biruni. Dia telah memperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan
triangulasi,'' papar John J O'Connor dan Edmund F Robertson dalam MacTutor
History of Mathematics.
* Geologi
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang
geologi. Salah satunya, dia menulis tentang geologi India.
5
* Mineralogi
Dalam kitabnya berjudul Kitab al-Jawahiratau Book of
Precious Stones, Al-Biruni menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasi
setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
* Metode Sains
Al-Biruni juga berperan dalam memperkenalkan metode
saintifik dalam setiap bidang yang dipelajarinya. Salah satu contohnya, dalam
Kitab al-Jamahirdia tergolong ilmuwan yang sangat eksperimental.
* Optik
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang
pertama bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik.
Dialah yang pertama menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan
suara.
* Antropologi
Dalam ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog
pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi
manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan.
Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia
juga mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi antropologi.
* Psikologi Eksperimental
Al Biruni tercatat sebagai pelopor psikologi
eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
* Sejarah
Pada usia 27 tahun, dia menulis buku sejarah yang
diberi judul Chronology. Sayangnya buku itu kini telah hilang. Dalam kitab yang
ditulisnya Kitab fi Tahqiq ma li'l-Hindatau Penelitian tentang India, Al-Biruni
telah membedakan antara menode saintifik dengan metode historis.
* Indologi
Dia adalah ilmuwan pertama yang mengkaji secara khusus
tentang India hingga melahirkan indologi atau studi tentang India.
*Matematika
Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi
pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika,
bilangan irasional, teori rasio, geometri dan lainnya.
6
BAB. III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Di
tengah komunitas ilmiah khususnya fisika, India adalah salah satu negara yang
tak bisa dipandang remeh. Meskipun tingkat kemakmuran penduduknya belum dapat
dikategorikan memuaskan, negara ini merupakan negara di asia yang pertama kali
menempatkan warganya dalam jajaran pemenang hadiah Nobel Fisika. Pada tahun
1930, di antara nama-nama besar fisikawan India seperti, Sir Chandrasekhara
Venkata Raman ,dan Al-biruni. Dengan sumbanganya yaitu dibidang :
Astronomi,
Astrologi,Ilmu Bumi, Kartografi, Geodesi dan Geografi, Geologi,Mineralogi,Metode Sains,Optik,Antropologi,Psikologi
Eksperimental,Sejarah,Indologi,danMatematika.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Fisikawan_India
Tidak ada komentar:
Posting Komentar