Dari kecil, aku sudah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang guru. Sebenarnya, itu bukan cita-cita pertama yang aku inginkan. Pertama sekali, saat aku masih duduk di bangku taman kanak-kanak, aku sangat ingin menjadi Pramugari. Tapi, kata Bapak, badanku pendek, jadi nggak akan lolos kalau ikut tes pramugari. Ditambah lagi, banyak sekali kejadian tentang kecelakaan pesawat. Hal itu langsung mematikan keinginanku untuk menjadi seorang pramugari.
Saat di bangku sekolah dasar, tepatnya saat aku kelas dua SD, aku sangat suka sekali dengan wali kelasku yang bernama Pak Sugianto. Walaupun beliau ditakuti oleh teman-temanku yang lain, aku tidak demikian. Pak Sugianto malah menjadi guru idolaku hingga aku tamat sekolah dasar. Walaupun ditakuti karena kedisiplinannya, tapi pak Sugianto tetaplah guru yang disayangi serta dihormati oleh murid-muridnya. Hal itu yang membuatku kagum dan mengidolakan guru tersebut.
Lalu, saat di bangku SMP, aku kembali menemukan sosok guru yang karakternya kurang lebih sama dengan Pak Sugianto ini. Namanya Pak Deni. Guru bahasa Indonesia kami. Nah, karena sosok-sosok tersebutlah, aku jadi memliki keinginan yang sangat besar untuk menjadi seorang guru. Oleh karena itu, aku memilih kampus STKIP Singkawang sebagai tempat menempuh ilmuku untuk mencapai cita-citaku yang ingin menjadi seorang guru.
Di STKIP Singkawang, aku merupakan mahasiswi di jurusan pendidikan Fisika. Walaupun aku kuliahnya di jurusan pendidikan Fisika, bukan berarti aku tidak menyukai hal-hal yang berbau sastra. Sejak SD, aku sangat menyukai yang namanya tugas mengarang. Di SMP, aku mulai mencoba menulis cerpen yang kemudian akan ku pinta teman-temanku untuk membacanya, dan menyampaikan kritikan mereka mengenai cerpen yang aku buat. Oleh karena itu, hobi menulis itu tetap saja ada hingga aku menjadi seoarang mahasiswa seperti saat ini.
Hobi menulis ini selalu aku lakukan di saat waktu senggang kuliah. teman-temanku kadang heran dengan hobi yang aku miliki. "Kok anak Fisika suka nulis cerpen sih? Kan nggak nyambung dengan kuliahnya." merupakan kalimat yang paling sering aku dengar dari orang-orang di sekitarku. Apa salahnya jika seorang mahasiswi pendidikan Fisika memiliki hobi menulis seperti itu? Kan nggak ada larangannya :)
Hingga akhirnya, dari hobiku tersebut, karya-karya milikku berhasil masuk dalam beberapa buku antologi. Saat itu, aku merasa sangat senang sekali. Dan, puncak kebahagiaanku, yaitu saat naskah novelku lolos penerbit mayor. Itu berarti, novelku tersebut akan nangkring di toko buku seluruh Indonesia. Siapa coba yang nggak bahagia.
Sejak saat itu, banyak sekali orang-orang yang mengatakan, "Oh, cita-citanya udah berubah sekarang? Jadi penulis? Nggak pengen jadi guru lagi?"
Jawabannya, tentu saja nggak. Sampai kapan pun, cita-cita ku adalah untuk menjadi seorang guru yang dicintai oleh murid-muridnya. Sama seperti guru-guru yang aku idolakan tersebut. Sedangkan, menulis hanyalah hobi untukku. Naskah yang lolos dan terbit, hanyalah bonus dari Allah yang harus aku syukuri. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar